Ketika sarati banten melakukan proses membuat banten dan sarana upakara, harus didasari dengan hati yang suci, dilarang berbicara kasar, dilarang berbicara sombong, dilarang berbicara kotor, jika hal itu dilakukan oleh sarati sambil membuat banten, maka dikutuk oleh Ida Bhatari, sebaiknya ketika sarati banten membuat banten harus berkata yang baik, sopan, dan halus, karena ketika sarati sedang membuat banten dikatakan membentuk rupa para Dewata-Dewati, Bhatara-Bhatari, hal tersebut dikatakan menyimbolkan Tuhan menjadi banten
Banten yang di buat oleh sarati menjadi linggih Bhatara, menjadi saksi perilaku manusia, menjadi tempat menyimpan karma yang baik, sebagai simbol karma baik seseorang, sebagai simbol bhakti kepada Tuhan, sebagai simbol penyatuan diri dengan Tuhan (yoga), dan Tuhan akan berada pada diri sarati, maka dengan kelihaian tangan membuat banten dikatakan sarati telah memuja Dewi Uma.
Diatas dipaparkan larangan yang harus diperhatikan oleh sarati banten ketika membuat banten, begitu juga keutamaan banten yang dibuat oleh sarati yang menyatakan sebuah yoga, yaitu menghubungkan diri sarati dengan Tuhan, serta menyembah Tuhan dengan cara membuat banten yang suci, serta dengan tangan membentuk wujud-wujud dari para Dewata. (Lontar Yadnya Prakrti)
Dalam buku ini tidak hanya disajikan pemahaman tentang sasana dan swadharma sebagai seorang sarati banten, namun juga dilengkapi dengan beberapa hal penting yang berhubungan dengan banten, seperti makna dari banten tersebut, serta segala kelengkapannya, termasuk juga kewenangan sarati banten untuk mengetahui seberapa jangkauan yadnya yang akan dilaksanakan serta banten apa saja yang diperlukan. Buku ini lebih mudah dipelajari karena menyajikan gambar serta penjelasan yang sederhana.
Sasana dan Swadharma Sarati Banten
Rp100,000
- ISBN
- Tahun Terbit 2024
- 200 Halaman
- Ukuran 14,8 x 21 cm
Categories: Agama, Paling Baru
Author: I Putu Arya Suryawan Be the first to review “Sasana dan Swadharma Sarati Banten” Batalkan balasan
Reviews
There are no reviews yet.